Momotoran

02.39

Dulu aku suka parno kagum kalau ngelihat ibu2 naik motor sambil ngebonceng anaknya yang masih balita, anaknya ditaruh di depan sambil pegang stang.


"Edyan, wani temen yo!" ~ she's a real supermom ~
Lha wong aku aja yang dulunya kemana-mana sukanya berkeliaran naik motor, begitu punya anak, bersumpah dalam hati, tidak akan membawa anak naik motor sendirian tanpa didampingi Ayah.
Solusi kalau mau pergi cuman berdua yaitu naik taksi (lama-lama kok tekor ya?/%^%) atau naik ojek sampai jalan besar trus dilanjut naik angkot (murah meriah, Ayesha suka banget duduk di dekat jendela mikrolet yang terbuka lebar).
Pergi sama anak memang paling aman dan nyaman adalah pakai mobil #eh, lha mobile sopo ya?#
Kalo ada yang melihat aku dan keluarga bersliweran naik mobil, percayalah itu mobil CUMI alias cuman minjem, alias mobil dinas kantor Ayah #ealah malu#
Tapi lama kelamaan aku kudu berhadapan dengan realita, daripada melihat motor teronggok di garasi, mendingan dikaryakan alias dipakai aja. Hayuuk ah dicoba untuk ber-safe riding.


Setelah berdiskusi dengan Ayah mengenai DO yang kuDO dilakukan kalau mau naik motor dengan anak, dia akhirnya kasih lampu hijau. Berikut rambu-rambu kesepakatan kita :
1. Usia anak aman untuk diajak naik motor.
Aku baru berani naik motor berdua sama Ayesha waktu dia udah hampir 3 tahun. Kenapa? Karena kakinya sudah cukup kuat untuk menapak dan tangannya bisa menggenggam dengan kencang, selain itu dia sudah bisa nurut dengan perintah ibunya.
2. Pastikan motor dalam kondisi prima.
Rem kudu pakem, oli enggak bocor atau kosong, lampu sen jalan, spion dipasang dua2nya, pokoknya motor siap tempur, layak jalan dan lulus KIR :-(
3. Pakai helm.
Ibu dan anak wajib hukumnya pakai helm, sesuai dengan peraturan yang berlaku. Helm anak-anak kan banyak yang jual, lucu2 gambarnya dan enggak mahal.
4. Kain buat pengikat anak (terutama bagi balita)
Karena motorku produk milenium terdahulu, jadi belum ada pijakan bawah gitu, Jadi dia duduk di depan sambil pinggangnya aku iket ke badan aku pakai jarik/kain.
5. Pastikan rute perjalanan aman dan nyaman.
Aku sih enggak rekomen naik motor kayak gini untuk jarak jauh (> 3 km) apalagi di jalan besar yang banyak truk dan bus atau kondisi jalan yang naik - turunnya curam. 
Rumahku di daerah Srondol, kalau naik motor berdua paling cuman nyampe Tembalang - Kampus Undip pol.
6. Kondisi anak dan ibu sehat.
Jalan raya tuh berdebu dan berpolusi ya, Bu, jadi jangan paksakan Anda atau anak buat naik motor. Apalagi kalau Anda lagi sakit perut atau anak Anda lagi sakit panas.
7. Konsentrasi.
Ingat anak, ingat anak, ingat anak!!!!! 

Naik motor gini emang praktis. Mau bayar listrik, pam, ke bank, ke swalayan, dll tinggal meluncur, wong deket ini.
Kalau ada keperluan mendadak, gak usah mengandalkan Ayah, dia kan punya pekerjaan yang lebih penting , yaitu mencari uang :-*

You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe