(Bukan) Anti Kartu Kredit

06.19



Dimuat di mommiesdaily
Close up of stack of credit cards : Stock Photo

Resolusi tahun 2013 … salah satunya adalah bebas dari kartu kredit. 
Tahun 2015....sudah enggak punya kartu kredit. Jadinya kalau duit di kartu debit enggak cukup buat bela-beli sesuatu, yoweslah mingkem wae :_(
Alasan utama adalah karena status SAHM alias ibu rumah tangga yang belum enggak mempunyai penghasilan tetap bulanan, jadi harus mikir-mikir kalau mau gesek kartu kredit, apalagi buat beli barang yang online cuman nice-to-have. Lha, nanti bayarnya gimana? Pakai tabungan pribadi? Ih, sayang amat, padahal ini tabungan hasil banting tulang dulu semasa kerja. Kalau dikuras terus, bisa-bisa nanti tidak bersisa. Pakai uang belanja dapur? Bisa-bisa sebulan penuh hanya makan mie instan dan telur ceplok. Minta dibayarin suami? Sesekali bolehlah, tapi kalau sering-sering, bisa-bisa suami melotot dan minta PHN atau putus hubungan nikah *amit-amit*. Jual aset investasi? Big NO *langsung mikir masa depan dan sekolah anak*.
Padahal, kalau dipikir-pikir, godaan kartu kredit bagi saya bukanlah masalah besar. Saya bukan tipe orang yang gampang tergoda sale, apalagi saya juga tinggal di kota lumpia yang departement store-nya hanya sekelas lokal. Tapi yang namanya perempuan, pasti sesekali sulit untuk mengendalikan nafsu berbelanja. Pembayaran dengan kartu kredit membuat transaksi terjadi begitu saja tanpa beban. Opsi membayar pembayaran minimum tagihan dan berharap bulan depan bisa melunasi, malah bakal membuat saya masuk dalam lingkaran setan tagihan yang tidak berkesudahan. Belum lagi saya harus membayar iuran tahunan untuk masing-masing kartu. Hmpppph!
Makanya, siap tidak siap, saya memilih PHK dengan kartu kredit ini. Kalau selalu bisa melunasi tagihan bulan depan sih ya no problemo yah. Tapiiii, kalau enggak bisa melunasi, terus telepon call center buat dijadikan cicilan 12 bulan, belum lagi tiap hari ditelepon buat tawaran pinjaman uang, yang semuanya pake bunga melati yang sama sekali tidak wangi.
Maaf buat yang yang bekerja di bagian kredit pinjaman KTA ya, bukan maksud saya men diskreditkan profesi ini, tapi kan mbok yo jangan memborbardir dengan telepon hampir tiap hari, walaupun dari orang yang berbeda, tapi dari bank yang sama. 
Jadi sekarang saya adalah pengunjung setia ATM. Sedikit ribet, sih, ya, tapi keuntungannya adalah frekuensi kunjungan ke ATM menjadi alarm pengingat saya. Saya jadi selalu up-to-date dengan saldo ATM. Ketahuan, ya, kalau saldo ATM ini berbanding terbalik dengan limit kartu kredit saya :))
Ada teman yang bertanya, “Kalau lagi traveling dan ada kejadian darurat gimana? Kan, nggak ada kartu kredit?” Untuk saat ini, toh, saya sepertinya tidak akan traveling sendirian ke suatu tempat entah di mana dan pastinya akan jika berpergian keluar kota pasti dengan suami dan anak. Booking tiket dan hotel? Saya memilih lewat biro travel saja. Dana darurat di tempat tujuan? Percayakan saja pada suami dan tidak lupa selalu berdoa bahwa Tuhan selalu melindungi keluarga saya dalam setiap perjalanan.
Memang sedikit merepotkan karena harus membawa uang tunai kemana-mana, apalagi kan saya enggak  pernah bawa uang banyak. Abisnya enggak ada sih. Tapi paling tidak hidup saya lebih sedikit tenang karena tidak harus membayar iuran tahunan dan tagihan kartu kredit, tidak gampang lapar mata jika jalan-jalan ke mal, tidak tergiur dengan program diskonan atau cicilan 0%  yang ditawarkan kartu kredit dan terbebas dari telepon dari,-dengan sangat hormat-, para staf penjualan kartu kredit yang menawarkan berbagai pinjaman.
Tindakan saya menutup kartu kredit bukan karena anti, kok, buktinya keluarga kami membutuhkan kartu kredit. Kalau bisa bijak memanfaatkan kelebihan kartu kredit, sah-sah saja punya satu atau lebih kartu kredit. Program cicilan 0% juga kadang-kadang saya manfaatkan, walo nebeng cc suami. Banyak merchant juga memanfaatkan kerjasama cashback atau diskon untuk pemegang kartu kredit tertentu.
Hanya saja untuk saya pribadi memilih untuk tidak memiliki kartu kredit saat ini.

You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe