Baca buku? Wajib hukumnya buat saya, biarpun sekarang sebulan kadang cuman beli satu buku. Sebetulnya sih, buku ber-genre apapun bakal saya baca asal 'klik' aja.
Berikut buku yang sempat saya baca di bulan terakhir:
Crayon Shinchan "Keajaiban Ilmu Pengetahuan" - Yoshito Usui
"Kenapa matahari sore berwarna kemerahan?" " Kenapa pesawat bisa terbang?" "Kenapa susu bisa menjadi keju?" Pertanyaan anak-anak yang polos dan sederhana kadang malah membuat orang tua bingung menjawab dalam bahasa yang polos dan sederhana pula.
Di buku si anakmesum usil Sinchan ini memuat jawaban atas berbagai macam kejadian sehari2 yang terjadi di sekitar kita dengan gambar dan bahasa yang mudah dipahami anak2 dan emak :))
For One More Day - Mitch Albom
Chuck (aka Charley Benetto) mencoba bunuh diri dengan menabrakan mobilnya ke truk yang sedang lewat. Sepeninggal ibunya, hidupnya hancur. Karir footballnya tamat, pekerjaan yang 'biasa2 saja', bisnisnya bangkrut, pemabuk bahkan anak perempuannya tidak mengundangnya di hari pernikahannya. Keadaan koma membawanya 'pulang' ke rumah lamanya dan menemukan ibunya dalam keadaan sehat. Ya, sejujurnya dia ingin hidup lebih lama dengan ibunya.
Note: Jangan pernah menyia-nyiakan Ibu kita selama beliau hidup. Pandang, dengar, sapa, sentuh, simpan beliau dalam relung hati kita paling dalam sebelum kita menyesal seumur hidup.
Prisoner of Zenda - Anthony Hope
Rudolf Rasendyll datang ke Ruritania untuk melihat upacara pengangkatan Raja Rudolf of Ruritania. Tidak disangka, pertemuan yang tidak disangka dengan sangka dengan sang Raja, yang ternyata berwajah mirip dengannya, membawanya ke sandiwara yang rumit.
Rudolf harus berperan sebagai Raja, yang sehari sebelum hari H terkapar mabuk dan kemudian ditawan oleh Duke of Strelsau, saudaranya sendiri.
Di tengah2 usahanya membebaskan Raja, dia terlibat romansa dengan Putri Flavia, calon istri Raja.
Ceritanya ini memang sebuah kisah2 romance kerajaan yang endingnya mudah ditebak. Mirip2 cerita di Disney :-(
The Golden Road (Hari-hari Bahagia) - LM. Montgomery
Sara Stanley, anak-anak keluarga King (Beverley, Felicity, Cecily, Dan, Felix) dan sahabat mereka, Peter Craig dan Sara Ray, membuat majalah untuk melewatkan musim dingin dengan nama "Majalah Kita". Majalah itu memuat semua hari-hari bahagia yang mereka alami bersama-sama tidak hanya ketika musim dingin tetapi pada musim2 berikutnya di P. Prince Edward.
Mulai pernikahan bibi Olivia, menginap di rumah Peg 'Penyihir' Bowen, ayah Peter yang pulang ke rumah lagi sampai kisah cinta si Lelaki Canggung, dan lainnya.
Kebersamaan mereka harus berakhir ketika Sara Stanley, si Gadis Pendongeng, dijemput ayahnya untuk dibawa serta ke Paris.
Berikut buku yang sempat saya baca di bulan terakhir:
Crayon Shinchan "Keajaiban Ilmu Pengetahuan" - Yoshito Usui
"Kenapa matahari sore berwarna kemerahan?" " Kenapa pesawat bisa terbang?" "Kenapa susu bisa menjadi keju?" Pertanyaan anak-anak yang polos dan sederhana kadang malah membuat orang tua bingung menjawab dalam bahasa yang polos dan sederhana pula.
Di buku si anak
Kedai 1001 Mimpi - Valiant Budi
Kisah nyata Vibi (aka Valiant Budi) yang bekerja sebagai barista di gerai coffee shop international di Arab Saudi. Bukannya mendapat mimpi indah, malah mimpi buruk di dunia nyata yang dialami.
Diawali dari tempat kerjanya sendiri. Boss yang semena-mena, manajemen amburadul, rekan kerja kacrut (baik sesama expat atau lokal), ditambah kerja yang mirip kerja rodi.
Kedua, dia harus matian-matian beradaptasi dengan alam dan budaya lokal (baca: penduduk) yang super duper ajaib di Dammam, tempatnya tinggal.
Terakhir, kisah naas para TKI/W di sini memang benar-benar adanya.
Bagi yang membaca buku ini atau yang berharap bisa kerja di negara minyak ini simak kutipan Vibi:
Terakhir, kisah naas para TKI/W di sini memang benar-benar adanya.
Bagi yang membaca buku ini atau yang berharap bisa kerja di negara minyak ini simak kutipan Vibi:
"Berharaplah (cerita) ini memang sekedar dongeng"
For One More Day - Mitch Albom
Chuck (aka Charley Benetto) mencoba bunuh diri dengan menabrakan mobilnya ke truk yang sedang lewat. Sepeninggal ibunya, hidupnya hancur. Karir footballnya tamat, pekerjaan yang 'biasa2 saja', bisnisnya bangkrut, pemabuk bahkan anak perempuannya tidak mengundangnya di hari pernikahannya. Keadaan koma membawanya 'pulang' ke rumah lamanya dan menemukan ibunya dalam keadaan sehat. Ya, sejujurnya dia ingin hidup lebih lama dengan ibunya.
Note: Jangan pernah menyia-nyiakan Ibu kita selama beliau hidup. Pandang, dengar, sapa, sentuh, simpan beliau dalam relung hati kita paling dalam sebelum kita menyesal seumur hidup.
Prisoner of Zenda - Anthony Hope
Rudolf Rasendyll datang ke Ruritania untuk melihat upacara pengangkatan Raja Rudolf of Ruritania. Tidak disangka, pertemuan yang tidak disangka dengan sangka dengan sang Raja, yang ternyata berwajah mirip dengannya, membawanya ke sandiwara yang rumit.
Rudolf harus berperan sebagai Raja, yang sehari sebelum hari H terkapar mabuk dan kemudian ditawan oleh Duke of Strelsau, saudaranya sendiri.
Di tengah2 usahanya membebaskan Raja, dia terlibat romansa dengan Putri Flavia, calon istri Raja.
Ceritanya ini memang sebuah kisah2 romance kerajaan yang endingnya mudah ditebak. Mirip2 cerita di Disney :-(
The Golden Road (Hari-hari Bahagia) - LM. Montgomery
Sara Stanley, anak-anak keluarga King (Beverley, Felicity, Cecily, Dan, Felix) dan sahabat mereka, Peter Craig dan Sara Ray, membuat majalah untuk melewatkan musim dingin dengan nama "Majalah Kita". Majalah itu memuat semua hari-hari bahagia yang mereka alami bersama-sama tidak hanya ketika musim dingin tetapi pada musim2 berikutnya di P. Prince Edward.
Mulai pernikahan bibi Olivia, menginap di rumah Peg 'Penyihir' Bowen, ayah Peter yang pulang ke rumah lagi sampai kisah cinta si Lelaki Canggung, dan lainnya.
Kebersamaan mereka harus berakhir ketika Sara Stanley, si Gadis Pendongeng, dijemput ayahnya untuk dibawa serta ke Paris.
Walaupun hampir seumur-umur tinggal di Semarang, boleh dibilang saya jarang banget pergi ke pantai Marina. Pokoknya bisa dihitung pakai jari satu tangan.
Yang terekam dalam ingatan, pantainya kotor, becek, tukang dagang berserakan, dll. Apalagi kawasan ini identik dengan 'mobil bergoyang', 'motor mendesah', 'batang pohon berbisik', dan segala hal yang berbau XXX. Horor lah kalau diriku ketangkap basah berada di tempat ini, bisa2 tersiar kabar tidak sedap. Runtuh harga diriku *lebay*.
Tapi berbeda dengan sekarang. Udah punya anak bojo gitu. Jadi sebagai emak2, kudu putar otak cari tempat hiburan murmer buat anak sehubungan dengan tight money policy di rumah tangga. Kebetulan minggu kemaren masih dalam masa liburan, kita coba pergi ke pantai Marina.
Pagi2 berangkat dari rumah, biar sampai disana enggak tengah hari, terik. Bawa baju ganti buat Ayesha, bekal (snack & minum). Berasa piknik "_"
Arah ke tempat ini enggak sulit, kok, pokoknya ke arah pantai kota Semarang dan dekat PRPP Kita masuknya dari villa Marina Resort, sebuah kawasan perumahan mewah di dekat pantai. Ih, saya kok malah ngeri lho kalau punya rumah di daerah deket2 pantai gini. Ngeri bayar cicilan kpr maksudnya *jitak*
Keadaannya sudah lumayan banyak berubah. Tempatnya relatif bersih. Di sepanjang tepi pantai dibangun semacam benteng beton dan ditaruh batu2 pantai berukuran jumbo dibagian luar bentengnya sebagai penahan abrasi. Enggak usah terlalu khawatir panas, karena di dekat jalanan banyak pohon ditanam, mungkin biar tercipta suasana adem. Pengunjungnya ada yang bawa tikar, ada yang berpasang2an (ealah, masih ada tho?), ada yang bawa keluarga.
Pedagang yang jualan juga teratur dan enggak terlalu banyak jumlahnya. Dan kalau enggak sreg dengan makanan disini, keluar dari kawasan ini, enggak usah khawatir, resto berjejer deh. Kampung laut salah satunya
Kemarin kita cuman jalan2 sepanjang benteng beton sambil melihat kapal laut yang berlayar dan menikmati debur ombak itu. Ada juga yang mancing karena disediakan juga area pemancingan. Jangan lupa untuk selalu mengawasi anak-anak karena sampingnya langsung laut lepas.
Pantai di Semarang ini kebetulan bukan pantai yang landai dengan pasir putih menghampar. Airnya juga tidak berwarna biru kehijauan layaknya pantai2 wisata. Walaupun begitu, pantai ini bisa dijadikan salah satu pilihan rekreasi keluarga di Semarang di ruang terbuka.
Pantai Marina - Villa Marina Resort, Anjasmoro, Semarang
HTM: Rp 3.000,- /orang dewasa ; Rp 2.000,-/mobil
Yang terekam dalam ingatan, pantainya kotor, becek, tukang dagang berserakan, dll. Apalagi kawasan ini identik dengan 'mobil bergoyang', 'motor mendesah', 'batang pohon berbisik', dan segala hal yang berbau XXX. Horor lah kalau diriku ketangkap basah berada di tempat ini, bisa2 tersiar kabar tidak sedap. Runtuh harga diriku *lebay*.
Tapi berbeda dengan sekarang. Udah punya anak bojo gitu. Jadi sebagai emak2, kudu putar otak cari tempat hiburan murmer buat anak sehubungan dengan tight money policy di rumah tangga. Kebetulan minggu kemaren masih dalam masa liburan, kita coba pergi ke pantai Marina.
Pagi2 berangkat dari rumah, biar sampai disana enggak tengah hari, terik. Bawa baju ganti buat Ayesha, bekal (snack & minum). Berasa piknik "_"
Arah ke tempat ini enggak sulit, kok, pokoknya ke arah pantai kota Semarang dan dekat PRPP Kita masuknya dari villa Marina Resort, sebuah kawasan perumahan mewah di dekat pantai. Ih, saya kok malah ngeri lho kalau punya rumah di daerah deket2 pantai gini. Ngeri bayar cicilan kpr maksudnya *jitak*
Keadaannya sudah lumayan banyak berubah. Tempatnya relatif bersih. Di sepanjang tepi pantai dibangun semacam benteng beton dan ditaruh batu2 pantai berukuran jumbo dibagian luar bentengnya sebagai penahan abrasi. Enggak usah terlalu khawatir panas, karena di dekat jalanan banyak pohon ditanam, mungkin biar tercipta suasana adem. Pengunjungnya ada yang bawa tikar, ada yang berpasang2an (ealah, masih ada tho?), ada yang bawa keluarga.
Pedagang yang jualan juga teratur dan enggak terlalu banyak jumlahnya. Dan kalau enggak sreg dengan makanan disini, keluar dari kawasan ini, enggak usah khawatir, resto berjejer deh. Kampung laut salah satunya
Kemarin kita cuman jalan2 sepanjang benteng beton sambil melihat kapal laut yang berlayar dan menikmati debur ombak itu. Ada juga yang mancing karena disediakan juga area pemancingan. Jangan lupa untuk selalu mengawasi anak-anak karena sampingnya langsung laut lepas.
Pantai di Semarang ini kebetulan bukan pantai yang landai dengan pasir putih menghampar. Airnya juga tidak berwarna biru kehijauan layaknya pantai2 wisata. Walaupun begitu, pantai ini bisa dijadikan salah satu pilihan rekreasi keluarga di Semarang di ruang terbuka.
Ayah dan anak perempuannya ; with whom I fall in love
Pantai Marina - Villa Marina Resort, Anjasmoro, Semarang
HTM: Rp 3.000,- /orang dewasa ; Rp 2.000,-/mobil