a Directress

02.13

Dalam rumah tangga, Ayah ibaratnya komisaris dan Bunda jadi direktur. Sebagai pemilik modal, Ayah berkewajiban mengucurkan modal guna mencukupi kebutuhan capex dan opex rumah tangga *halah opo tho kuwi ......*
Karena sekarang aku dah enggak kerja lagi, sumber keuangan cuman dari 1 pintu aja. Otomatis kudu pinter-pinter menggunakan uang dan mengutamakan 'need' daripada 'want'.

Dana rumah tangga dikucurkan pada tanggal 25 setiap bulannya.
Pertama, ambil sejumlah uang untuk pos pengeluaran tetap: bayar listrik, pam, telpon, internet, arisan/pkk,  asuransi/investasi, gas, iuran kebersihan, langganan koran, dll. Langkah ini hukumnya wajib diutamakan sebelum nantinya uang keburu kepakai untuk hal-hal lain.

Kedua, sisihkan untuk kebutuhan belanja bulanan. 
Susu anak, minyak goreng, kecap, deterjen, bumbu dapur, tepung, sampo, telur, pembersih kaca, beras dll...dsb......dan masih banyak lagi.
Hadooh ibu-ibu, kalau udah tinggal sendiri dan punya anak, list belanjaan banyak banget. Pyuh! *ngelap keringet* 
Aku biasa bayar pake kartu kredit. Bukan apa-apa, kartu kredit yang aku punya biasanya suka ada promo di swalayan langganan (misalnya tiap kelipatan x dapet minyak goreng). Lumayan khan !! *dasar ibu-ibu..*

Ketiga, modal - pertama - kedua = ketiga (biaya sehari-hari)
Untuk kebutuhan masak sehari-hari, biasanya aku ambil per minggu. Pokoknya uang segitu kudu cukup **kejammm...**
Aku masak nggak terlalu banyak, lha wong di rumah cuman bertiga. 
Yang penting 4 sehat, nasi, lauk pauk, sayur, buah dan susu.

Keempat, biaya tak terduga.
Namanya juga hidup bertetangga di komplek, selalu ada pengeluaran tak terduga. Misalnya, sumbangan RT, ada tetangga lahiran, nengok tetangga sakit, anak tetangga ultah, dll...pokoknya seperti itulah ya.
Atau juga tiba-tiba beli semen buat nambal tembok, genteng bocor, beli paku, dsb.

Kelima, sisa uang.
Kalau sampai tanggal 24 masih ada surplus, biasanya 70% aku masukin lagi ke tabungan Ayesha dan sisanya 30% buat celengan rumah tangga, terutama buat pengeluaran tahunan, misalnya PBB rumah, pajak kendaraan, dll.
Untungnya aku nggak punya ART, jadi masih punya sisa uang lebih.

Enggak gampang mengatur keuangan rumah tangga lho. 
Selain harga kebutuhan suka naik tanpa diprediksi, juga kudu bisa mengontrol kebutuhan dan keinginan supaya uang yang ada bisa mencukupi semuanya.
Job desk ini nggak kalah rumitnya sama direktur keuangan perusahaan top, deh. Setuju?!!

You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe