When a Mama Met the Urban Mama
01.23- mam(m)a /mə'ma/ n 1 familiar word for mother. 2 female parent (Oxford Advanced Learner's Dictionary of Current English)
- Berdasar survey yang dilakukan terhadap lebih dari 40.000 orang di 102 negara, "mother" merupakan kata terindah yang ada dalam bahasa Inggris.
- "Surga berada di telapak kaki Ibu"
Begitu indahnya menjadi mama/ibu/emak/simbok, membuat hampir semua perempuan berharap bisa menjadi seorang Mama.
Aku nikah September 2005, diberi kesempatan hamil Maret 2007 dan jadi 'mama' bayi perempuan cantik bernama Ayesha pada 19 Nopember 2007.
Kata banyak orang, aku termasuk 'telat' hamil. Selama masa 'kosong' itu, tiap ketemu saudara/teman/kenalan, pasti ditanya "Udah isi belon?" (kantong kresek kaleeee).
"Belum" Kalau lagi mood, jawab sembari senyum, kalau nggak mood, jawab sembari ngeloyor pergi ^^boseen^^.
Mau share problem ini ama siapa? Ortu jauh (di Semarang), tinggal di mertua (Bandung), temen baru sedikit, adik ipar baru nikah trus langsung hamil ...*hadeeeh* rasanya tambah nelongso, suami? pasti bilang "Sabar ya, say".
Cara lain? Paling browsing di internet. Memang ada situs dan forum yang mengupas "telat hamil' ini, tapi dari aku baca, semuanya dibahas secara medis dan satu arah banget. Di forum kehamilan pun, mau tanya HSG, cek kesuburan tuh apa aja dan bla bla bla, dijawab dan dibahas secara formal *cekot-cekot....tambah pusing*
Waktu akhirnya, (alhamdulillah) hamil, pengetahuan tentang kehamilan dan kelahiran didapat dari tanya-tanya orangtua/saudara/teman/tetangga (lengkap dengan berbagai mitos-mitosnya), browsing, buku dan dokter.
Otomatis juga dari Ayesha lahir sampai umurnya 2 tahun, source info masih kaya di atas sampai akhirnya ketemu blog The Urban Mama di awal 2010 (lupa detailnya).
Ini blog yang keren, menurutku.
Tampilannya manis dan minimalis.
Bahasanya simple dan akrab, walaupun beberapa artikelnya menggunakan bahasa Inggris (yang mana sebenarnya enggak masalah, karena meskipun aku tergolong beginner, tapi tetep ngerti kok).
Formatnya runtut, nggak rumit dan reader-friendly. Artikel di sebelah kiri, ads sebelah kanan, tags ada di kiri atas.
Isinya 'mama banged' lengkap dengan big issues, tips, online shopping (sambil lihat isi dompet dulu) sampai hal remeh-remeh (bukankah mama memang tugasnya ngurus hal remeh-temeh?).
Buat aku, neneknya Ayesha (ibuku), masih sebagai rujukan utama buat bertanya anak dan masalahnya. Siapa lagi yang bisa dipercaya tentang cara ngebedong bayi, buat nasi tim enak, meninabobokan anak, hunting baju anak selain sama ibu, ngadain kekahan, dsb dsb?
Tapiiiiiii saudara-saudara dan mama-mama terhormat,
setelah dicerna, dihayati dan dirasakan, pada era globalisasi ini, para mama(s) sekarang menghadapi masalah yang lebih kompleks ketimbang yang dulu dialami oleh para Ibu kita *berasa lagi pidato acara arisan RT.
Enggak perlu dijabarkan panjang lebar lah, aku yakin mama(s) juga tahu masalah apakah itu (no offense) *sigh*.
Despite of the fact bahwa empunya situs merupakan mama(s) dan papa(s) yang sangat berhasil di bidangnya dan berwawasan luas, untunglah enggak membawa blog ini terseret arus narsisme kelas tinggi yang kadang-kadang suka melanda beberapa mama dan yang jelas 100% bertujuan berbagi pengalaman dan pengetahuan cara mengasuh anak (no offense, again).
Tips, ad dan forumnya semua berhubungan dengan anak. Planning keuangan buat pendidikan dan kesehatan, produk mama dan anak, sekolah, travelling, kuliner, kehamilan, dsb dsb.
Semuanya disajikan dan dikupas tuntas sesuai apa adanya tanpa harus jaim dan narsis (baca over pede), at least jika disimpulkan dari sharing-nya para mama(s) yang enggak malu-malu mengungkapkan kelebihan dan kekurangan masing-masing secara jujur dan tanpa tendensi *halah bahasanya.....*
Jadi mama bukannya harus selalu berusaha menampilkan diri sebagai mama paling perfect dalam urusan anak. Ada kalanya kita terampil dalam satu hal, tapi masih keteteran dalam lain hal.
Namun tetap yang terpenting, tujuan mama adalah selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada anak dengan cara-cara yang terbaik yang mama bisa lakukan.
That's why there is always a different story in every parenting style.
0 komentar