Beyond Imagination
06.54Orang-orangtua bilang kalau anak-anak sekarang semakin kritis bertanya kepada orangtuanya. Yup, ternyata memang benar.
Kalau pertanyaannya jelas sih, enggak bakalan susah buat menjawab. Tapi kalau pertanyaannya mengenai hal yang metafisik, gimana ya?
Contohnya adalah pertanyaan mengenai Tuhan.....Haisss, pengetahuan agama saya ajah masih belang bentong kok malah ditanyain masalah ini... -________-
Karena Ayesha sekolah di sekolah Islam, jadi tiap hari dia diajarkan tentang konsep ke-Islam-an, entah itu doa, tulisan, budi pekerti yang kesemuanya bertujuan mendapat pahala dari Allah.
Eh itu bocah lima tahun ya udah pinter ngajarin saya soal agama. Kalau saya mulai keluar tanduk bantengnya, dia malah balik marah-marah.
Ayesha : "Ih, Bunda kalau marah-marah sama anak, enggak dapat pahala lho! Nanti Allah marah loh sama Bunda!"
Me : "Bunda marah soalnya Ayesha enggak mau beresin mainan. Allah kan suka kebersihan. Hayoo, kan ada hadist-nya kebersihan itu sebagian dari iman."
......xixixi, dianya tetep ajah ngeyel kalau saya enggak dapet pahala.
Sepertinya anak seumuran Ayesha ini memang mulai mempertanyakan mengenai konsep keTuhanan. Wajar aja karena dia setiap hari belajar mengenai ajaran-ajaran Islam yang tentunya berujung kepada keimanan kepada Allah, jadi dia pasti akan bertanya-tanya untuk mendapat penjelasan yang senyata-nyatanya.
Saya dulu malah bertanya ke almh. Ibu saya, "Tuhan itu ada lima ya, Bu? Kan agama juga ada lima" Waktu saya kecil dulu pas jaman OrBa, masa pemerintahan masih mengakui hanya lima agama. Ibu saya mengiyakan saja pertanyaan saya, mungkin biar ini anak enggak nge-bawel aja kali.
Bagian paling susahnya adalah pertanyaan, "Bunda, Allah itu rumahnya dimana?" "Kok Allah enggak pernah kelihatan?" dlll
Nah, kalau dia bertanya seperti yang saya tulis gimana dong? Berbohong dan mengada-ngada? Entar dia malah enggak percaya. Jadi saya milih menjawab berdasarkan kasus *halah*
Kasus 1:
Satu saat, kita berdua terkunci di dalam kamar. Kunci kamar ada di luar dan kayaknya memang ngaco, tiba-tiba klep-nya masuk. Untung di kamar saya ada tool nya Ayah, jadi saya oprek-oprek tuh gagang pintu. Ayesha mulai mewek waktu tahu kita terkunci dan hp saya ternyata ada di ruang tamu, maksudnya mau telp Ayah gitu. Biar dia sedikit tenang, saya menghiburnya, "Enggak apa-apa, Nak, ini Bunda coba buka. Ayesha berdoa kepada Allah biar pintunya bisa buka lagi." Dan akhirnya dia komat-kamit, "Ya Allah, bukain pintunya Yaa Allah, kita kekunci Yaa Allah" dan kalimat itu diulang-ulang terus sampai akhirnya saya berhasil buka pintu."Tuh kan Allah mengabulkan doa Ayesha.Soalnya Allah sayang kepada anak-anak yang suka berdoa kepada Allah." Girangnya Ayesha sampai loncat-loncat di kasur dan teriak-teriak, "Terima kasih Allah, aku sayaaaaang Allah."
Kasus 2:
Kita bertiga gogoleran di kasur malam hari, tiba-tiba Ayesha tanya.
Ayesha : "Bunda, Allah itu rumahnya dimana?
Me: *heningsebentar* "Allah rumahnya di atas langit dekatnya awan."
Beberapa menit kemudian,
Ayesha: "Bunda, aku takut hantu. Tapi kata Bu Guru, hantu itu takut sama Allah."
Me: "Iya, makanya kita harus berdoa sebelum tidur supaya hantunya enggak masuk rumah."
Ayah: "Nanti Allah yang jaga rumah Ayesha."
Ayesha: "Oh, Allah nya ada di depan rumah. Mana-mana, aku mau lihat" (sambil buka korden)
Ayah: "Allah enggak keliatan."
Ayesha: "Oh, biar hantunya takut ya?"
Me & Ayah : "Iya"
Kasus 3:
Habis ngapain lupa, tapi yang pasti mau tidur siang dan Ayesha tiba-tiba bilang, "Bunda, aku sayang sekali sama Allah. Allah sekarang ada di mana sih?"
Me: "Allah kan selalu ada di dekat Ayesha, ngejagain Ayesha."
Ayesha: "Katanya rumahnya di awan, jadi lagi enggak di rumah, ya?"
Me: *mikir* "Iya"
Kasus 4:
Gogoleran lagi di kasur bertiga (maklum saya dan Ayah tukang molor), habis berdoa buat tidur malam.
Ayesha: "Ayah, Allah kok enggak keliatan?"
Ayah: "Allah itu seperti angin, jadi enggak keliatan tapi selalu berada di dekat Ayesha."
Ayesha: "Oh, jadi Allah deket Ayesha?"
Ayah: "Iya, apalagi kalau Ayesha rajin berdoa, pasti Allah senang dekat Ayesha."
Ayesha: "Allah lagi enggak di rumah-Nya?"
....yak silakan jawab sendiri ya Ayah, aku mau tidur....
Beberapa hari kemudian Ayesha cerita kalau dia juga bertanya hal ini ke guru di sekolah.
Ayesha: "Bunda, tadi aku tanya ke bu guru."
Me: "Tanya apa, nak?"
Ayesha: "Tanya gini, Bu Guru, Allah itu rumahnya dimana?"
Me: *radawaswas* "Trus bu guru jawabnya gimana?"
Ayesha: "Aku yang bilang ke bu guru kalau Allah itu rumahnya di awan deket matahari. Terus bu guru bilang, oiya, bu guru lupa......hihihihi" dia ketawa ngikik sendiri.
........ @_@
Kasus 5:
Siap-siap mau tidur malam dan selesai berdoa.
Ayesha: "Ayah, Allah itu laki-laki atau perempuan?"
Hah??????.....zzzzZZZZZZZzzzz.........
0 komentar